Jumat, 04 April 2014

PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL : ALAT UNTUK MANAJAMEN

Perhitungan Biaya Variabel :Alat Untuk Manajemen
Dua Pendekaatan yang digunakan dalam penentuan harga produk untuk tujuan penilaian persedian dan penentuan harga pokok penjualan. Salah satu pendekatan dinamakan perhitungan biaya penyerapan (Absorption Costing) yang digunakan untuk laporan keuangan eksternal. Sedangkan pendekatan lainnya adalah perhitungan biaya variabel (Variable Costing) yang lebih disukai manajer untuk pengambilan keputusan internal harus digunakan dengan laporan laba rugi kontribusi.
A.  Gambaran Umum Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan membebankan biaya variabel dan biaya tetap ke dalam produk. Sebaliknya perhitungan biaya variabel berfokus pada perilaku biaya, secara jelas membedakan biaya tetap dan biaya variabel. Salah satu keunggulan perhitungan biaya variabel adalah keharmonisannya dengan pendekatan kontribusi dan konsep biaya-volume-laba.
1.    Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya itu variabel atau tetap. Dengan demikian biaya produk per unit terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel dan tetap. Jadi perhitungan biaya penyerapan mengalokasikan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap ke dalam unit produk bersama dengan biaya overhead variabel. Metode ini sering disebut metode biaya penuh (Full Cost).
2.    Perhitungan Biaya Variabel
Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel (Variable Costing) , hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan out put yang diperlakukan sebagai biaya produk. Termasuk di dalamnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel. overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodik yang dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan setiap periodenya. Perhitungan ini sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal ( marginal costing).
3.    Perhitungan Biaya Per Unit
Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya per unit dengan menggunkan perhitungan biaya penyerapan dan variable.
Jumlah Yang Diproduksi Tiap Tahun……………………..
Biaya Variabel Per Unit :
1.      Bahan Baku Langsung……………………………..
2.      Tenaga Kerja Langsung……………………………
3.      Overhead Pabrik Variabel…………………………
4.      Beban Penjualan Dan Adm……………………….
Biaya Tetap Per Tahun :
1.      Overhead Pabrik Tetap…………………………..
2.      Bebaan Penjualan Dan Adm……………………..

6.000

     $ 2
     $ 4
     $ 1
     $ 3


$ 30.000
$ 10.000
Diminta :
1.      Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitunga biaya penyerapan
2.      Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitunga biaya variabel
Solusi
Perhitungan Biaya Penyerapan
Bahan Baku Langsung……………………………..
Tenaga Kerja Langsung……………………………
Overhead Pabrik Variabel…………………………
Total Biaya Produksi Variabel……………………..
Overhead Pabrik Tetap ($ 30.000/6.000 unit Produk)
Biaya Produksi per unit

Perhitungan Biaya Variabel
Bahan Baku Langsung……………………………
Tenaga Kerja Langsung…………………………..
Overhead Pabrik Variabel………………………..
Biaya Produk per unit

     $ 2
     $ 4
     $ 1
     $ 7
        6
$    12


     $ 2
     $ 4
     $ 1
     $ 7
B.  Perbandingan Laporan Laba Rugi dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
Laporan laba rugi dengan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan dan variabel ditunjukan dalam tampilan 7-2. Dalam menyiapkan laporan-laporan ini kita menggunakan data Boley Company yang diberikan sebelumnya, bersama dengan informasi tentang perusahaan yang diberikan di bawah ini :
Unit dalam persedian awal…………………………….
Unit yang diproduksi…………………………………..
Unit yang terjual……………………………………….
Unit dalam persedian akhir…………………………….
Harga jual perunit……………………………………...
Beban penjulan dan administrasi………………………
     Variabel perunit…………………………………….
      Tetaap perunit……………………………………..

           0
     6.000
     5.000
     1.000
       $ 20

     $     3
$ 10.000

KETERANGAN
PERHITUNGAN
PENYERAPAN
BIAYA VARIABEL
Biaya perunit……………………………………........................
      Bahan Baku Langsung……………………………………...
      Tenaga Kerja Langsung…………………………………….
       Overhead Pabrik Variabel…………………………………
      Overhead Pabrik Tetap ($ 30.000/6.000 unit).……………..
Biaya Produksi perunit……………………………………........

$ 2
   4
   1
   5
$12

$2
4
1
-----
$7

1.      Dengan metode perhitungan biaya penyerapan jika persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian harga pokok penjualan.
2.      Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode berjalan.
3.      Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah dibanding perhitungan biaya penyerapan. Alasanya adalah dalam perhitungan biaya variabel, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukan dalam persediaan.
4.      Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik.
5.      Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilaku.

C.  Perbandingan Menyeluruh Data Pendapatan
1.      Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih opersioanal akan sama secara umum baik menggunakan perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel.
2.      Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya variabel. Karena dengan perhitungan biaya penyerapan sebagian dari biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan di dalam persediaan.
Perbandingan Efek Laba – Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
Hubungan Antara Produksi & Penjualan Untuk Periode Yang Bersangkutan
Akibat Pada Persedian
Hubungan Antara Laba Bersih Operasional Perhitungan Biaya Penyerapan Dan Perhitungan Biaya Variabel
Produksi = Penjualan
Persedian tidak berubah
Laba bersih Operasional perhitungan biaya penyerapan = Laba bersih operasional perhitungan biaya variabel
Produksi > Penjualan
Persedian Meningkat
Laba bersih Operasional perhitungan biaya penyerapan > Laba bersih operasional perhitungan biaya variabel*
Produksi < Penjualan
Persedian Menurun
Laba bersih operasional perhitungan biaya penyerapan < Laba bersih operasional perhitungan biaya variabel **
* Laba bersih lebih tinggi dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap ditanguhkan ke dalam persedian seiring dengan naiknya persedian.
**Laba operasi lebih rendah dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap dilepaskan dari persedian sairing dengan turunnya persedian.

3.      Ketika penjualan di bawah persediaan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan biaya variabel pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan biaya penyerapan. Karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya ditangguhkan di dalam persediaan dengan perhitungan biaya penyerapan sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan.
4.      Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan perhitungan biaya penyerapan dan variabel cenderung sama.

D.  Pengaruh Perubahan Produksi terhadap Laba Bersih Operasional
Laba bersih operasional dalam perhitungan variabel tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel. Laba bersih operasional dalam perhitungan penyerapan dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya penyerapan. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusur lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya sebagai akibat perubahan dalam persediaan.
1.    Perhitungan Biaya Variabel
Laba bersih operasional tidak dipebgaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel. Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika metode perhitungan biaya variabel digunakan.
2.    Perhitungan Biaya Penyerapan
Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan baiay penyerapan. Pada dasarnya laba bersih operasional meningkat dan menurun anatara kedua tahun tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan sebagai akibat dari perubahan dalam persedian.
E.  Memilih Metode Perhitungan Biaya
1.    Dampak Terhadap Manajer
Penentang perhitungan biaya penyerapan berpendapat bahwa perubahan biaya overhead pabrik tetap antar periode dapat membingungkan dan menyesatkan atau bahkan mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan perhitungan biaya penyerapan, pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persediaan. Dengan menghitung perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat, biaya overhead pabrik tetap dapat ditangguhkan pada persediaan dan laba bersih operasional meningkat. Jika persediaan menurun, laba bersih operasional akan dikeluarkan dari persedian dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat disebabkan oleh perubahan persediaan bukan karena perubahan dalam penjualan.
Untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan perhitungan biaya penyerapan, pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persedian. Dengan perhitungan biaya penyerapan, jika persedian meningkat, biaya overhead pabrik tetap ditanguhkan pada persedian dan laba bersih operasional meningkat. Jika persedian menurun, laba bersih operasional akan dikeluarkan dari persedian dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi, bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat disebabkan oleh perubahan persedian bukan karena perubahan dalam penjualan.
2.    Analisis Biaya-Volume-Laba Dan Perhitungan Biaya Penyerapan
Perhitungan biaya penyerapan banyak digunakan dalam laporan internal dan eksternal. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan karena pendekatan tersebut fokus terhadap perhitungan biaya penuh (full Costing) unit prouksi. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba. Dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan, laporan laba rugi menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan hanya mencapai titik impas. Perhitungan biaya penyerapan juga menyulitkan analisis biaya-volume-laba, yang mengasumsikan penggunaan perhitungan biaya variable.
Untuk menggambarkannya kita kembali ke tampilan 7-3. Mari kita hitung titik impas untuk perusahan Emerald Isle Knitters. Untuk menentukan titik impas, kita membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit :
Harga Jual Per Unit
Biaya Variabel Per Unit (Produksi Dan Penjualan)
Margin Kontribusi Per Unit
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya Administrasi Dan Penjualan Tetap
Total Biaya Tetap
$              20
                  8
$              12
$     150.000
         90.000
$    240.000


Titik Impas

=

Total Biaya Tetap
Margin Kontribusi Per Unit

=

$ 240.000
$ 12 Per unit

=

20.000 Unit



3.    Pembuatan Keputusan
Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya pnyerapan dapat mengakibatkan munculnya masalah manajerial, termasuk keputusan penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan. Masalah ini akan didiskusikan secara mendalam dalam bab lain.
4.    Laporan Eksternal Dan Pajak Penghasilan
Sering dianggap bahwa perhitungan baiaya penyerapan digunakan untuk laporan eksternal di Amerika Serikat . perusahan yang menggunakan perhitungan biaya variabel untuk pelaporan ekseternal menghadapi resiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally Accepted accounting Principles – GAAP). Peraturan pajak menyatakan secara tegas. Berdasarkan undang-undang Reformasi Pajak (Tax Reform Act) tahun 1986, untuk memenuhi ketentuan perpajakan, perusahan harus menyusul sesuai dengan format perhitungan biaya penyerapan.
Meskipun perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba-rugi dengan perhitungan biaya penyerapan, manajer dapat menggunakan perhitungan biaya variable untuk kepentingan internal. Tidak ada masalah akuntansi yang dihadapi dengan penggunaan kedua metode tersebut-perhitungan biaya variabel untuk keperluan internal, sedangkan perhitungan biaya penyerapan untuk keperluan eksternal. Eksekutif puncak biasanya selalu melakukan evaluasi berdasarkan data laporan eksternal yang disiapkan untuk para pemegang saham. Sangat sulit bagi manajer untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada perhiutngan biaya variabel karena dia melakukan evaluasi berdasarkan laporan dengan metode perhitungan biaya penyerapan, keputusan harus juga didasarkan pada dat perhitungan biaya penyerapan.
Eksekutif puncak biasanya selalu melakukan evaluasi berdasarkan data laporan eksternal yang disiapkan untuk pemegang saham. Sangat sulit bagi manajer untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada perhitungan biaya variabel karena dia melakukan evaluasi berdasarkan laporan dengan metode perhitungan biaya penyerapan, keputusan harus juga didasarkan pada data perhitungan biaya penyerapan.

5.    Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel Dan Pendekatan Kontribusi
a.    Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba-rugi yang disusun dengan format kontribusi. Data tersebut tidak tersedia apabila disusun dengan pendekatan konvensional.
b.    Laba periodic tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya bauran penjualan, dsb), laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan perhitungan biaya variabel.
c.    Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variable.
d.   Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya variabel dan pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba-rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan biaya variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan.
e.    Data perhitungan biaya variabel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis lain. Dengan perhitungan biaya penyerapan, profitabilias tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang acak.
f.     Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standar dan anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain
g.    Laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.

6.    Perhitungan Biaya Variabel Dan Teori Kendala
Teori kendala yang diperkenalkan dalam bab 1 berfokus untuk mengelola kendala-kendala yang ada dalam perusahaan sebagai kunci untuk meningkatkan laba. Teori kendala mengharuskan pengidentifikasian biaya variabel dalam setiap produk. Sebagai konsekuensinya, perusahaan yang menggunakan teori kendala harus menggunakan perhitungan biaya variabel. Dalam perusahaan yang menerapkan teori kendala, ada dua alasan mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap:
a.       Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling sederhana , yang menjadi kendala adalah mesin. Dalam kasus yang lebih kompleks, kendalanya adalah kebijakan ( seperti desain kompensasi yang tidak baik untuk tenaga penjualan) yang menghambat perusahaan untuk menggunakan sumber daya secara efektif.
b.      Teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena pemutusn hubungan kerja dapat merusak moral karyawan, manajer yang menggunakan teori kendala enggan memberhentikan karyawan.
Dengan alasan-alasan ini, kebanyakan manajer perusahaan yang menerapkan teori kendala menganggap bahwa tenaga kerja langsung sebagai committed fixed cost dan bukannya variabel cost.
7.    Dampak Metode Persedian JIT
Seperti yang dibahas dalam Bab ini, perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya penyereapan akan menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda apabila jumlah unit yang diproduksi tidak sama dengan jumlah unit yang terjual atau dengan kata lain nila ada perubahan jumlah unti persedian. Kita juga telah belajar bahwa laba bersih dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan dapat berubah-ubah dan kadang-kadang berlawanan dengan pergerakan penjualan.
Bila perusahaan menggunakan metode JIT, masalah ini berkurang. Berubah-ubahnya laba bersih dengan perhitungan biaya penyerapan dan perbedaan laba bersih di antara kedua metode tersebut disebabkan oleh perubahan unit persedian. Dengan JIT, barang produksi karena adanya pesanan dari pelanggan dan tujuannya adalah menghilangkan persedian barang jadi dan mengurangi persedian barang dalam proses. Jika persediannya kecil, perubahan persedian juga akan kecil dan kedua metode tersebut akan menunjukan perhitungan laba bersih yang sama. Dalam kasus tersebut, laba bersih dengan metode perhitungan biaya penyerapan akan searah dengan pergerakan penjualan. Tentu saja biaya produksi per unit akan berbeda antara pehitungan biaya variabel dan perhitungan baiaya penyerapan seperti yang telah dibahas dimuka. Tetapi jika digunakan metode JIT, perbedaan yang besar tidak akan terjadi.
Ringkasan
Perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya penyerapan adalah metode alternative untuk menentukan biaya produksi per unit. Dengan menggunakan perhitungan  biaya variabel, hanya biaya produksi yang berubah sesuai dengan tingkat output yang  diperlakukan sebagai biaya variabel. Biaya tersebut termaksud bahan langsung, overhead variabel, dan biaya kerja langsung. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodic dan dibebankan langsung pada periode terjadinya sama halnya dengan beban administrasi dan penjualan. Sebaliknya, perhitungan biaya penyerapan memperlakukan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya produk bersamaan dengan bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel.
Karena perhitungan biaya penyerapan memperlakukan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya produk, bagian overhead pabrik tetap dibebankan ke setiap unit produksi. Jika unit produk tersebut tidak terjual  sampai akhir periode, biaya overhead pabrik tetap yang melekat pada unit produksi tersebut terjual, biaya overhead pabrik tetap tersebut bagian dari harag pokok penjualan. Maka metode, perhitungan biaya penyerapan memungkinkan untuk menunda sebagai biaya overhead pabrik tetap pada suatu period eke periode berikutnyanya dalam rekening persedian.
Sayangnya, perubahan baiaya overhead pabrik tetap antarperiode ini dapat menimbulkan laba bersih menjadi berubah-ubah dan dapat membingunkan dan juga memungkinkan manajer salah menentukan keputusan. Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan pada saat membuat interprestasi data laba-rugi. Manajer harus berhati-hati terhadap perubahan yang terjadi pada tingkat persedian atau unit produksi selama periode tertentu.

Pendapat umum menyatakan bahwa perhitungan biaya variabel tidak  dapat digunakan untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat digunakan untuk kepentingan internal dalam membuat perencanaan. Pendekatan perhitungan biaya variabel berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar