Selasa, 14 Januari 2014

BAB I TUGAS SKB : SLDSK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi penghasil tanaman kelapa yang sangat petensial. Pada tahun 2010 Sumatera Barat produksi kelapa di Sumatera Barat mencapai 89.309 Ton, dan pada tahun 2011 mencapai 89.956 ton. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. (Sumber Data: Statistik Perkebunan Indonesia 2009 – 2011, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian).
Serat sabut kelapa bagi negara-negara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada tahun 1990. Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah dan keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku / bahan pembantu, merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa.
Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya. Serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai serat sabut kelapa (Coco Fiber), Coir fiber, coir yarn, coir mats, dan rugs, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara tradisional serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga lain. Perkembangan teknologi, sifat fisika-kimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami, membuat serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat sabut kelapa diproses untuk dijadikan Coir Fiber Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed. Selain itu, pemanfaatan serabut kelapa dapat dibuat sebutret , yaitu seperti kasur, sebutret dari serabut kelapa bisa digunakan bahan jok meubelair, pesawat dan kapal, dapat juga digunakan sebagai pembuatan matras olah raga lantai, dan peredam suara studio atau karpet lantai dan lain sebagainya,

Berdasarkan petensi dan pemanfaatan serat kelapa yang memiliki nilai jual dan nilai tambah, maka kami memiliki ide bisnis untuk membuat usaha penjualan Sarung Laptop dari sabut kelapa. Ide ini muncul seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, yaitu permintaan akan produk-produk elektronik semakin meningkat di Indonesia beberapa tahun terakhir. Peningkatan permintaan ini diikuti oleh   Selain itu, mengamati perkembangan permintaan dan penjualan akan alat komunikasi dan kantor seperti, Laptop, notebook, iPad, Handphone, tablet dan lainnya cukup tinggi, maka permintaan akan tas laptop dan laptop case seiring dengan penjualan laptop di pasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar